Desa Wisata Institute
Pendampingan Desa Wisata Situs Gunung Padang
Artikel

Pendampingan Tata Kelola Kelembagaan dan Pelatihan Teknik Kepemanduan di Desa Wisata Situs Gunung Padang

Sebagai tindak lanjut pertemuan forum diskusi terarah bulan Juni lalu, Desa Wisata Institute menggelar kegiatan pendampingan di Desa Wisata Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur. Kegiatan ini menjadi rangkaian program pembinaan dan pendampingan Desa Mitra Bakti BCA terhadap sepuluh desa wisata yang tersebar di Indonesia.

Digelar di ruang serbaguna Desa Karyamukti pada 17–18 Juli 2023, turut hadir perwakilan PT BCA Tbk pusat dan pimpinan kepala cabang di Kabupaten Cianjur, yakni Bapak Khema Budy. Menurut manajemen PT BCA Tbk, sumber daya manusia menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan. Di samping itu, di era disrupsi ini, desa wisata memerlukan adanya adaptasi dan inovasi supaya eksistensinya tidak memudar dan ditinggal pasar.

Kegiatan pendampingan pada Juli 2023 ini difokuskan pada dua isu strategis yang menjadi kebutuhan Desa Wisata Situs Gunung Padang, yakni tata kelola kelembagaan dan teknik dasar kepemanduan. Hadir sebagai mentor pendamping adalah Hannif Andy Al Anshori dan Andi Irawanto, bersama fasilitator Nadia Ayu Setiyaningbudi.

Dalam tema tata kelola kelembagaan, Hannif menjelaskan betapa pentingnya membangun komitmen bersama antarpemangku kepentingan dan masyarakat di desa. Di samping itu, diperlukan adanya program kerja supaya desa wisata tidak berjalan di tempat. Beberapa kelengkapan administrasi pun perlu diperhatikan oleh desa wisata, seperti bukti pengakuan dari otoritas terkait (misalnya SK desa wisata), struktur organisasi beserta gambaran tugasnya, AD/ART, serta pencatatan yang transparan.

Sebagai desa wisata yang baru dirintis pada 2022, ketua kelompok sadar wisata Desa Wisata Situs Gunung Padang mengaku masih kesulitan memahami konsep desa wisata. Untuk itu, pendampingan juga difokuskan dengan melakukan review terhadap konsep tata kelola yang sudah berjalan. Dalam pertemuan tersebut, Hannif kembali menekankan pentingnya pelibatan masyarakat dalam merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi program.



Di sisi lain, saat ini Pokdarwis memiliki aset yang unik dan bernilai tinggi, yakni cagar budaya situs megalitikum Gunung Padang. Untuk itu, penting memerhatikan daya dukung dan mitigasinya sehingga perlu menentukan konsep pengelolaan yang seimbang. Sebagai warisan yang sohor di dunia, masyarakat perlu menyadari bahwa pelestarian adalah tujuan utama, sementara pariwisata akan memberi nilai tambah yang dapat membawa kepada kesejahteraan.

Di ruang berbeda, Andi Irawanto memberikan pendampingan mengenai teknik kepemanduan dan interpretasi. Sebagai desa wisata yang dikenal dengan situs megalitikumnya, wisatawan tentu tidak akan puas jika sekadar berkunjung dan melihat saja. Untuk itu, dibutuhkan kecakapan, penguasaan materi, pemahaman lintas budaya, dan pelayanan prima supaya aktivitas berwisata makin berkualitas.

Di samping pengenalan tata cara kepemanduan yang efektif, Andi Irawanto juga berbagi pengalaman mengenai pentingnya mencairkan suasana dalam perjalanan. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rasa jenuh wisatawan serta membangun kedekatan antara tuan rumah dan wisatawan.

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.